Rabu, 23 Januari 2013

Saya adalah Orang Indonesia

Suatu ungkapan penghargaan dan rasa kebangsaan yang cukup tinggi serta bangga terhadap bangsa sendiri patut dihargai dan di contoh oleh suluruh kalangan bangsa indonesia. Ungkapan ini saya dengar dari seorang motivator termuda di Indonesia yang masih berusia 18 tahun melalui acara talk show, yakni HITAM PUTIH, di salah satu siaran televisi swasta yaitu Trans 7. Acara tersebut di pandu oleh Dedy Cobuzier, seorang pemain sulap kenamaan. Motivator termuda bernama Hartadinata Harianto motivator termuda MURI IPK 4.00 di Brad High School Early College, New York.

Ketika ditanya mengapa mau kembali ke Indonesia setelah selesai kuliahnya di New York, Harta menjawad dengan tegas bahwa dia orang Indonesia, I love Indonesia. Dan saat ditanya alasannya, dia hanya menjawab bahwa dia ingin melakukan improvment dan membantu Indonesia. Sebuah pernyataan yang cukup menyentuh rasa kebangsaan kita sebagai warga Bangsa Indonesia dari seorang motivator termuda yang meraih IPK tertinggi di New York, Amerika Serikat. Dan hendaknya sikap motivator muda ini bisa menjadi panutan sekaligus contoh bagi orang-orang Indonesia yang masih berada di luar negeri.

Dalam acara tersebut juga ada seorang aktris film yakni Maudy Ayunda turut hadir dan di wawancarai oleh Dedy Cobuzier. Aktris ini juga masih mengenyam pendidikan di luar negeri. Ketika di tanya hal yang sama seperti Harta, Maudy juga menjawab dia akan kembali ke Indonesia dan ingin melakukan improvment dan membantu bangsa Indonesia.

Baru-baru ini berdasarkan surat harian kompas menyatakan bahwa perekonomian Indonesia terkuat nomer dua di seluruh dunia setelah China sepanjang tahun 2012 ini. Hal ini dinyatakan oleh menteri keuangan. Berita ini boleh membuat kita berbangga hati terhadap bangsa sendiri. Dan diharapkan kondisi ini dapat terus bertahan di tahun 2013 ini. Apalagi di tahun 2013 ini, suhu politik akan semakin memanas, karena menjelang pemilu sekaligus pilpres di tahun 2014. Satu hal yang menjadi pertanyaan buat saya adalah hal-hal apa yang bisa kita perbuat sebagai bangsa Indonesia supaya perekonomian bangsa ini bisa terus bertahan.

Sikap kebangsaan ini hendaknya juga bisa menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh kecil adalah memakai produk-produk dalam negeri. Selain itu juga tidak membanggakan negara orang lain. Sikap membanggakan negara orang lain saya rasakan di tempat saya bekerja. Hal ini terlihat dari pembicaraan yang intinya membandingkan antara Indonesia dengan luar negeri. Hal ini menunjukan suatu sikap ketidak percayaan terhadap kemampuan dan kekuatan negara sendiri. Dan ini cukup membuat telinga saya panas.
Dan jika mendengar dari cerita-cerita dan berita orang yang pernah ke luar negeri, katanya rasa kebangsaan dan bela bangsa justru timbul saat kita berada di negeri orang. Meskipun saya belum pernah merasakan tinggal di luar negeri. Jika ada kesempatan saya ingin merasakan bagaimana rasanya tinggal diluar negeri. Tapi bukan maksud saya ingin menetap tinggal di luar negeri, saya hanya ingin tahu bagaimana budaya di negeri orang sekaligus apa pandangan orang luar negeri tentang Indonesia.

Melihat situasi dalam negeri sekarang ini, bagaimana membiasakan bangga terhadap bangsa sendiri, jika orang Indonesia masih ada yang rela bekerja di luar negeri dengan menjadi TKW ataupun TKI. Meskipun sudah banyak berita-berita penyiksaan terhadap para TKW ataupun TKI. Untuk masalah ini, sikap bangga terhadap bangsa Indonesia mustinya juga diwujudkan dengan tindakan dan usaha menciptakan lapangan kerja sendiri yakni dengan berwirausaha. Dengan demikian ungkapan tersebut di atas terwujud dalam berkarya agar ungkapan tersebut di atas jangan sampai menjadi untaian kata-kata kosong. Suatu ungkapan penghargaan dan rasa kebangsaan yang cukup tinggi serta bangga terhadap bangsa sendiri patut dihargai dan di contoh oleh suluruh kalangan bangsa indonesia. Ungkapan ini saya dengar dari seorang motivator termuda di Indonesia yang masih berusia 18 tahun melalui acara talk show, yakni HITAM PUTIH, di salah satu siaran televisi swasta yaitu Trans 7. Acara tersebut di pandu oleh Dedy Cobuzier, seorang pemain sulap kenamaan. Motivator termuda bernama Hartadinata Harianto motivator termuda MURI IPK 4.00 di Brad High School Early College, New York.

Ketika ditanya mengapa mau kembali ke Indonesia setelah selesai kuliahnya di New York, Harta menjawad dengan tegas bahwa dia orang Indonesia, I love Indonesia. Dan saat ditanya alasannya, dia hanya menjawab bahwa dia ingin melakukan improvment dan membantu Indonesia. Sebuah pernyataan yang cukup menyentuh rasa kebangsaan kita sebagai warga Bangsa Indonesia dari seorang motivator termuda yang meraih IPK tertinggi di New York, Amerika Serikat. Dan hendaknya sikap motivator muda ini bisa menjadi panutan sekaligus contoh bagi orang-orang Indonesia yang masih berada di luar negeri.

Dalam acara tersebut juga ada seorang aktris film yakni Maudy Ayunda turut hadir dan di wawancarai oleh Dedy Cobuzier. Aktris ini juga masih mengenyam pendidikan di luar negeri. Ketika di tanya hal yang sama seperti Harta, Maudy juga menjawab dia akan kembali ke Indonesia dan ingin melakukan improvment dan membantu bangsa Indonesia.

Baru-baru ini berdasarkan surat harian kompas menyatakan bahwa perekonomian Indonesia terkuat nomer dua di seluruh dunia setelah China sepanjang tahun 2012 ini. Hal ini dinyatakan oleh menteri keuangan. Berita ini boleh membuat kita berbangga hati terhadap bangsa sendiri. Dan diharapkan kondisi ini dapat terus bertahan di tahun 2013 ini. Apalagi di tahun 2013 ini, suhu politik akan semakin memanas, karena menjelang pemilu sekaligus pilpres di tahun 2014. Satu hal yang menjadi pertanyaan buat saya adalah hal-hal apa yang bisa kita perbuat sebagai bangsa Indonesia supaya perekonomian bangsa ini bisa terus bertahan.

Sikap kebangsaan ini hendaknya juga bisa menjadi bagian kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh kecil adalah memakai produk-produk dalam negeri. Selain itu juga tidak membanggakan negara orang lain. Sikap membanggakan negara orang lain saya rasakan di tempat saya bekerja. Hal ini terlihat dari pembicaraan yang intinya membandingkan antara Indonesia dengan luar negeri. Hal ini menunjukan suatu sikap ketidak percayaan terhadap kemampuan dan kekuatan negara sendiri. Dan ini cukup membuat telinga saya panas.
Dan jika mendengar dari cerita-cerita dan berita orang yang pernah ke luar negeri, katanya rasa kebangsaan dan bela bangsa justru timbul saat kita berada di negeri orang. Meskipun saya belum pernah merasakan tinggal di luar negeri. Jika ada kesempatan saya ingin merasakan bagaimana rasanya tinggal diluar negeri. Tapi bukan maksud saya ingin menetap tinggal di luar negeri, saya hanya ingin tahu bagaimana budaya di negeri orang sekaligus apa pandangan orang luar negeri tentang Indonesia.

Melihat situasi dalam negeri sekarang ini, bagaimana membiasakan bangga terhadap bangsa sendiri, jika orang Indonesia masih ada yang rela bekerja di luar negeri dengan menjadi TKW ataupun TKI. Meskipun sudah banyak berita-berita penyiksaan terhadap para TKW ataupun TKI. Untuk masalah ini, sikap bangga terhadap bangsa Indonesia mustinya juga diwujudkan dengan tindakan dan usaha menciptakan lapangan kerja sendiri yakni dengan berwirausaha. Dengan demikian ungkapan tersebut di atas terwujud dalam berkarya agar ungkapan tersebut di atas jangan sampai menjadi untaian kata-kata kosong.

Jumat, 04 Januari 2013

Akses ke Pulau Pramuka Melalui Tanjung Pasir

Beberapa waktu yang lalu, saya telah menceritakan tentang Pulau Pramuka bahwa saya mendapat kesempatan pergi ke Pulau Pramuka dari tempat kerja mas Adhi (suamiku), PT. Asiaparts Indotech. Saya dan suami pergi ke Pulau Pramuka bersama rombongan karyawan dan karyawati PT. Asiapart Indotech. Dan rencana berangkat ke Pulau Pramuka akan dilakuka pada hari Sabtu, tanggal 22 Desember 2012. Perjalanan ke Pulau Pramuka ditempuh melalui perjalanan laut.  Kami berangkat kesana dengan naik kapal dari Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara. Perjalanan yang ditempuh dari Muara Angke ke Pulau tersebut memakan waktu 4 (empat) jam. Waktu yang relatif cukup lama untuk sampai ke Pulau tersebut. Perjalanan 4 jam, waktu yang cukup jika saya melakukan perjalanan dari Tangerang ke Bandung dengan naik bis lewat tol cipularang. Dan kami pulang pada hari berikutnya, yakni hari Minggu tanggal 23 Desember 2012.

Beberapa hari berikutnya, ketika saya masuk kerja, yakni di U Residence Karawaci, teman-teman saya juga berencana akan pergi ke Pulau Pramuka. Rencananya akan berangkat pada hari minggu. Mereka berencana akan naik kapal dari Pantai Tanjung Pasir. Mereka mengatakan jika naik kapal dari Pantai Tanjung Pasir hanya memerlukan waktu 30 menit untuk sampai ke Pulau Pramuka. Untuk naik kapal dari Pantai Tanjung Pasir hanya dikenakan tarif sebesar Rp. 30.000,-. Ini benar-benar relatif murah dan hemat waktu. Sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan naik kapal dari Muara Angke ke Pulau Pramuka. Dan sudah barang tentu tarifnya juga akan jauh berbeda. Lagipula jarak antara pantai tanjung pasir dan rumahku tidak terlalu jauh.

Pada hari Selasa tanggal satu bulan januari bertepatan dengan Tahun Baru 2013, saya dan mas Adhi berencana akan jalan-jalan ke Pantai Tanjung Pasir sekalian mampir ketempat keponakan mas Adhi yang kerja di Tangerang. Nama keponakan mas Adhi adalah Novi. Awalnya saya senang sekali karena kami akan pergi jalan-jalan ke Pantai Tanjung Pasir. Namun sayang rencana kami mendadak batal, karena cuaca tidaklah mendukung kami. Cuaca pada hari itu mendung pertanda bahwa akan datang hujan. Jelas bahwa saya kecewa saat itu. Lain dengan mas Adhi, justru suamiku malah tenang-tenang saja. Pantas kalau dia tidak kecewa, karena tujuan pergi ke Pantai Tanjung Pasir hanya untuk menuruti kemauanku. Kendati rencana kami batal, saya berharap saya dan mas Adhi bisa punya waktu luang untuk jalan-jalan ke Pantai Tanjung Pasir.

Sebenarnya saya tidak terlalu ambisi untuk pergi jalan-jalan ke Pantai Tanjung Pasir. Saya hanya penasaran dengan Pantai Tanjung Pasir, karena rumah saya dengan tanjung pasir termasuk dekat. Dan baru saja saya baca di detik.com, presiden juga menyempatkan melakukan kunjungan di Pantai Tanjung Pasir. Dan baru saya ketahui kalau Daerah Tanjung Pasir adalah daerah para Nelayan. Saya kira daerah ini adalah daerah pantai yang tidak ada nelayan. Ternyata setelah saya baca di situs tersebut, perkiraan saya salah.

Kembali ke pokok permasalahan, mengenai perjalanan wisata ke Pulau Pramuka melalui Tanjung Pasir. Ketika saya menceritakan bahwa kalau ke Pulau Pramuka lebih dekat dan murah melalui Tanjung Pasir ke suami ternyata suami saya baru mengetahui hal ini. Jika dibandingkan naik dari Muara Angke jelas lebih mahal, karena disana harus membayar biaya parkir sebesar Rp. 50.000,- per bis. Karena kami berangkat menggunakan 2 (dua) bis, jadi harga keseluruhan untuk total parkir adalah Rp 100.000,-. Harga parkir yang relatif cukup mahal. Jika di bandingkan dengan berangkat dari Tanjung Pasir, mungkin perhitungan harga akan jauh lebih murah.

Namun mengenai masalah harga, tidaklah menjadi masalah pada akhirnya. Karena itu semua terbayarkan dengan kepuasan dan kegembiraan kami ketika berlibur dan menikmati Pulau Pramuka dan jalan-jalan ke Pulau lainnya selain Pulau Pramuka.

Selasa, 01 Januari 2013

Arisan Duta Asri 2 Residence

Minggu, 3 Desember 2012, untuk pertama kalinya Perumahan Duta Asri 2 Resindence blok c mengadakan arisan ibu-ibu rumah tangga. Dan ini adalah pertama kalinya aku ikut arisan ibu-ibu rumah tangga. Maklum aku dan suami masih termasuk keluarga muda dan usia pernikahan kami baru berusia 2 tahun. Acara arisan baru akan dimulai pada pukul 16.00 WIB. Saat tiba hari H-nya, rasa malas mulai muncul. Tetapi karena alasan silahturahmi dan ajang perkenalan keluarga kami ke masyarakat, aku paksakan diri untuk tetap ikut arisan. Ini juga agar saya dan suamiku bisa lebih dikenal ke masyarakat luas penduduk Duta Asri 2 Residence. Karena ini untuk kepentingan jangka panjang bukan untuk kepentingan jangka pendek.

Masih kurang 15 menit sebelum acara dimulai, aku menunggu para tetangga terdekat yang akan melintas di depan rumahku. Aku mencoba menoleh ke kiri barangkali ada tetangga yang mau berangkat, tetapi belum ada beberapa orang yang berangkat. Hanya satu orang, Bu Amir yang tampaknya juga lagi tengah menunggu. Sudah lebih dari 15 menit dari acara dimulai, namun belum kelihatan para tetangga dekat mulai berangkat. Hanyalah bu amir yang tampaknya juga masih tengah menunggu di depan mama lala. Aku mikir mereka sedang apa, kenapa bisa begitu lama. Karena belum kelihatan mulai berangkat, maka aku putuskan berangkat sendiri. Sebenarnya aku tidak enak hati berangkat sendiri dan pasti tetangga juga akan bertanya-tanya mengapa aku hanya berangkat sendirian. Tapi karena waktu sudah lebih dari 15 menit, aku pun berangkat sendiri.

Sesampai di depan ibu Sofia, tempat arisan, ternyata sudah banyak yang datang. Melihat aku cuma berangkat sendirian, Ibu Sofia menanyaiku
"Bu, lainnya kemana?"
"Tadi saya liat lagi siap-siap berangkat." jawabku.
Mendengar jawabku, kelihatannya yang lain-lain tenang saja. Tampaknya mereka mengerti kenapa aku datang sendiri. Ada perasaan tidak enak karena aku cuma datang sendiri. Karena untuk ini baru pertama kali diadakan, aku ikuti saja jalannya acara. Dalam arisan itu, aku tidak berharap untuk dapat arisan, karena aku pikir ikut arisan hanya sebagai ajang silahturahmi dan bisa saling mengenal antar warga. Lagipula aku jarang sekali bisa kenalan sama tetangga. Disaat acara sedang berlandung, akhirnya datang juga para tetangga yang tadi aku tunggu dan juga datang pula tetangga dari blok c yang lain. Tampaknya semua warga sudah berkumpul. Di acara arisan, berbagai pendapat pun dikemukakan. Salah satunya usulan untuk mendirikan koperasi simpan pinjam. Tapi tampaknya usulan ini tidak banyak yang setuju. Aku memahami mengapa banyak yang setuju. Setelah dilakukan musyawarah antar anggota arisan, dihasilkan beberapa kesepakatan untuk seluruh anggota arisan.

Acara arisan akhirnya tiba di penghujung acara, yakni kocok kertas, yang bakalan menentukan siapa yang akan dapat arisan. Tidak terpikir olehku bahwa ternyata aku dapat arisan itu. Justru dari awal aku tidak berharap dapat arisan, tetapi kenyataanya aku dapat arisan. Saat aku disebut namanya, aku merasa biasa-biasa saja. Ketika aku menerima hasil arisan, yang aku alami hanya perasaan biasa-biasa saja. Sesuai kesepakatan seluruh anggota bahwa yang dapat arisan, maka akan mendapat giliran ketempatan arisan.

Mendapat kebagian ketempatan arisan malah jadi beban pikiran buatku, karena rumahku belum tepat buat acara arisan warga. Lagipula aku belum ada waktu untuk merenovasi rumahku. Karena aku sibuk bekerja hingga aku tidak punya waktu buat mengawasi renovasi rumah.